UPAYA PELASTARIAN KESENIAN JATHILAN DI MAGELANG - Edu-Aldaar

Edu-Aldaar

reWrite your life

Translate

Post Top Ad

Open Sponsorship

Senin, 21 September 2020

UPAYA PELASTARIAN KESENIAN JATHILAN DI MAGELANG

Dibuat Oleh : Naufal Abda Aizar

BAB I 

A. Latar Belakang

 

Keberadaan kesenian tradisional seringkali disikapi sebagai identitas budaya sekaligus keunikan lokal suatu masyarakat. Akan tetapi, di era modern seperti sekarang ini kesenian tradisional sering dianggap kurang sejalan dengan perkembangan zaman (Irianto 2015). Jathilan merupakan kesenian tari tradisional yang berkembang di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Kesenian ini terbilang popular di daerah tersebut karena sering dijadikan sebagai hiburan di acara syukuran ataupun hajatan. Namun sayangnya beberapa tahun terahir ini sangat sulit menemukan kesenian Jathilan ditampilkan di pekarangan warga. Tidak jarang kita harus mencari ke festival budaya terlebih dahulu untuk sekadar menikmati kesenian ini. Perlahan, kesenian jathilan mulai terlupakan sebagai hiburan murah di kalangan masyarakat. Tidak menutup kemungkinan dalam waktu mendatang, jathilan akan benar benar dilupakan oleh masyarakatnya sendiri. Oleh karena itu, jangan biarkan budaya dan tradisi kita perlahan memudar tergerus oleh moderinsasi.

 

B. Rumusan Masalah

 

a. Apa makna arti jathilan?

b. Apa faktor pendukung dan penghambat kebudayaan?

c. Bagaimana dinamika kebudayaannya?

d. Mengapa perlu dilestarikan?

 

C. Tujuan Penulisan

 

Makalah ini merupakan bagian dari UTS berbentuk Proyek Penugasan Individu Mata Kuliah (PPI-MK) dari mata kuliah Budaya Nusantara dan Pengembangan Kepribadian. Tujuan lain dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang tradisi jathilan di daerah penulis, yaitu Kabupaten Magelang. Selain itu, saya akan mencoba memberikan beberapa penjelasan  dan urgensi menjaga kelestarain budaya jathilan berdasarkan sumber-sumber yang sudah saya ketahui.

 

 

 

BAB II 

 

A. Pengertian Jathilan

 

Menurut Slamet, Asal-usul dari kata Jathilan berakar dari kata “jan” yang berarti amat dan “thil-thilan” yang berarti banyak gerak, yang kemudian dihubungkan dengan geraknya amat banyak seperti larinya kuda yang jejondilan. Jathilan, atau pada umumnya lebih dikenal dengan sebutan Jaran Kepang/Kuda lumping merupakan sebuah kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan tari dengan kekuatan magis. Kesenian ini dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang (Soemardjan 1981). Tarian tersebut diiringi dengan alunan gamelan yang bertempo cepat dan menggugah semangat.

 

B. Faktor Pendukung dan Penghambat

 

Ada beberapa faktor yang menjadikan seni jathilan seperti saat ini. Faktor-faktor tersebut berupa faktor penghampat dan juga faktor pendukung. Apabila ditelaah lebih jauh, kedua faktor tersebut memeliki faktor internal dan eksternal masing masing. Semua faktor akan mempengaruhi bagaimana keadaan jathilan dimasa mendatang, akankah tetap lestari atau malah hilang ditelan zaman

 

 

1. Faktor Pendukung

 

Internal :

Adanya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebudayaan lokal yang ada di lingkungannya. Biasanya ada semacam organisasi pengelola budaya jathilan yang terdapat pengurus dan anggotanya. Selanjutnya yaitu adanya sumberdaya manusia yang tertaik untuk mengelola organisasi tersebut dan dikembangkan sebagai produk hiburan.

 

 

Eksternal :

            Dukungan pemerintah berupa kebijakan yang dibuat untuk keperluan promosi pariwisata daerah. Salah satunya dengan rutin menyelanggarakan festival budaya, hal ini sedikit banyak berpengaruh terhadap kesenian jathilan.

 

2. Faktor Penghambat

 

Internal :

            Lemahnya pengetahuan masyarakat tentang potensi yang dihasilkan dari pelestarian budaya di era modern ini. Kurangnya apresiasi kepada seniman tari jathilan entah dari segi finansial ataupun apresiasi langsung, karena jika hanya mengandalkan pendapatan menjadi pemain Jathilan saja dinilai belom bisa memenuhi kebutuhan. Selain itu fasilitas yang kurang memadai juga berpengaruh; mengingat peralatan musik yang dibutuhkan terbilang banyak; seperti kendang, kenong, kempul, gong, dan gamelan lain.

 

Eksternal :

            Kurangnya promosi dari pemerintah, meskipun pemerintah sudah melakukan promosi wisata, bisa dibilang promosi budaya yang dilakukan masih kurang gencar dilakukan. Kemudian masuknya alternative hiburan baru perlahan menggeser eksistensi jathilan sebagai hiburan murah. Masyarakat sekitar lebih memilih hiburan yang sedang trending dilingkungannya.

 

C. Dinamika Kebudayaan Jathilan

 

Seni jathilan merupakan salah satu jenis kesenian yang hidup dan berkembang pada masyarakat pedesaan. Kesenian jathilan memiliki sifat mudah dikenal dan memasyarakat, maka  di pedesaan jenis kesenian ini lebih akrab disebut sebagai seni kerakyatan. Jathilan dalam perjalanannya mengalami berbagai macam pengembangan,  baik secara teknik penyajian, fungsi, maupun latar belakang cerita  yang dipakai.  Perkembangan kesenian jathilan saat ini terjadi karena perkembangan pola pemikiran  masyarakat pendukungnya. (Kuswarsantyo 2014)

 

            Pada awal sebelum masuk ke Daerah istimewa Yogyakarta, jathilan merupakan bagian dari kesenian Reyog yang ada di Ponorogo. Dalam Reyog terdapat  adegan jathil, yang isinya penari putri naik kuda. Dari sinilah diambil dan dikembangkan masuk ke jawa tengah menjadi seni menunggang kuda yang disebut dengan jathilan.            (Pigeaud 1938 ). Sejalan dengan berjalannya waktu, jathilan mengikuti arus perkembangan jaman. Seni jathilan di Jawa pada awalnya merupakan sarana upacara ritual. Fungsi tari tradisional ketika itu untuk kepentingan  dan sekaligus merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang diadakan demi keselamatan, kemakmuran, dan kesejahteraan masyarakat (Sedyawati 1981). Ada juga yang mengatakan bahwa jathilan merupakan penggabungan antara seni dan pelatihan militer strategi perang dibawah pimpinan Sri Sultan dimasa penjajahan Belanda.

 

            Namun, saat ini keberadaan jathilan tidak hanya sebagai sarana ritual saja. Perkembangan kesenian jathilan  terjadi  seiring dengan bergulirnya era industri   pariwisata yang ditandai dengan pencanangan program pariwisata oleh pemerintah.  Presiden Soeharto ketika itu menekankan  perlunya memprioritaskan sektor non-migas untuk peningkatan devisa negara. Pernyataan ini disampaikan pada pembukaan rapat kerja Departemen Pariwisata Pos dan  Telekomunikasi 26 September 1986 (Soedarsono 1999).

 

Globalisasi mempengaruhi fungsi dan nilai dari jathilan, baik berupa sajian ataupun fungsinya. Saat ini jathilan sering dikolaborasikan dengan pertunjukan seni yang lain, alat pengiring musiknya pun sudah menggunakan peralatan modern. Pengaruh lain disebabkan karena telah adanya akulturasi budaya yang menimbulkan benturan antara budaya modern yang kapitalistik dengan budaya tradisional. Budaya tradisional dalam konteks ini adalah kesenian jatahilan, dan budaya kapitalistik adalah budaya yang berorientasi untuk mencari keuntungan, seperti halnya program pariwisata. Pengaruh ini tentu saja akan berdampak pada citarasa kesenian jathilan yang menjadi bervariasi (Timbul Haryono 2010)

 

D. Perlunya Pelestarian Kesenian Jathilan

 

Jathilan perlu dilestarikan karena merupakan warisan budaya yang sudah seharusnya kita jaga. Tentu kita tidak mau jika budaya kita diklaim sebagai milik Negara asing. Menjaga keutuhan budaya merupakan tanggung jawab bagi generasi penerus, yang mana budaya tersebut merupakan suatu identitas dari masyarakatnya. Selain itu, kesenian jathilan juga berpotensi sebagai daya tarik wisatawan sehingga dapat memutar roda perekonomian masyarakat. Tidak hanya itu ,budaya bisa juga berfungsi sebagai sumber perkembangan pendidikan. Mengingat kesenian jathilan sudah jarang ditampilkan di perkampungan masyarakan harus paham akan ancaman ini.

 

BAB III 

 

A. Kesimpulan dan Saran

 


1. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan di atas, kesenian jathilan sudah berkembang dari masa ke masa; fungsi, tujuan ,dan penyajiannya pun berkembang mengikuti arus modernisasi. Adanya faktor faktor pendukung dan penghambat sedikit banyak mempengaruhi keberadaan jathilan saat ini. Dinamika lingkungan sekitar juga berpengaruh terhadap kebudayaan jathilan sehingga membawa beberapa perubahan dalam penyajian serta fungsinya. Dari awalnya hanya untuk keperluan ritual kini berevolusi menjadi penggerak roda perekonomian. Namun akhir akhir ini, kesenian jathilan perlahan mulai terlupakan dan tergantikan oleh alternative hiburan lain. Maka dari itu diharapkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan kesenian jathilan.

 

2. Saran

 Untuk mendukung kesenian jathilan yang lebih maju berikut ini beberapa saran dari penulis. Saran ini diambil dari beberapa faktor penghambat yang kemudian di oalh menjadi sebuah saran sebagai berikut :

a)   Mengedukasi masyarakat tentang betapa besarnya potensi budaya

b)   Memberikan apresiasi kepada para seniman jathilan entah berupa materi atau dukungan moral.

c)   Meminta dukungan dari pemerintah berupa dukungan finansial dan fasilitas.

d)   Bekerja sama dengan agen tour travel untuk mempromosikan kesenian jathilan.

e)   Membuat event tahunan atau bulanan untuk mempromosikan kesenian.

f)    Mengolaborasikan antara kesenian jathilan dengan selera hiburan masyarakan yang sedang trending.


DAFTAR PUSTAKA

Indriyanto, Widya Susanti. 2015. NILAI ESTETIS PERTUNJUKANTRADISIONAL JATHILAN TUODI DESA KABUPATEN MAGELANG.

Irianto, Agus Maladi. 2015. MENGEMAS KESENIAN TRADISIONAL DALAM BENTUK INDUSTRI KREATIF:Studi Kasus Kesenian Jathilan 66.

Kuswarsantyo. 2014. The Jathilan in Time and Space Dimension.

Pigeaud. 1938 . Javaanse Volksvertoningen . Batavia.

Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta : Pustaka Pelajar.

Slamet, (dari jurnal Widya Susanti Indriyanto). 2015. NILAI ESTETIS PERTUNJUKANTRADISIONAL JATHILAN TUODI DESA KABUPATEN MAGELANG 6.

Soedarsono, R.M. 1999. Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata. Bandung: MSPI.

Soemardjan, S. 1981. Kesenian dalam 19-26.

Timbul Haryono, R.M Soedarsono, dan Kuswarsantyo. 2010. “Perkembangan Penyajian Jathilan di Daerah Istimewa Yogyakarta.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Open Sponsorship